Kehidupan bagiku adalah sebuah metamorfase. Proses yang
didalamnya wajib ada tawa dan airmata. Karena tanpa duka kita tidak akan pernah
mengerti apa itu suka. Dan bagiku, dapat membuat orang lain tersenyum dan
bahagia adalah merupakan anugerah terindah. Kebahagian mereka adalah
kebahagianku. Dapat berbagi senyum serta tawa dengan orang-orang yang
mengenalku atau tidak, itulah kebahagiaan. Meski terkadang lara masih sering
singgah, namun kuanggap setiap tawa mereka adalah tabungan bahagiaku kelak.
Jika bukan hari ini, mungkin esok. Jika bukan esok, mungkin lusa. Atau nanti, satu bulan lagi, satu tahun lagi, dan aku tak akan pernah tahu anugerah itu akan hadir menyapaku. Yang aku tahu “bertahan lakukan yang terbaik, bersabar dengan kedukaan yang singgah, dan bersiap menyambut kemenangan yang akan datang.”
Bagiku kehidupan itu permainan. Semua ada aturannya. Santai,
tapi tetap pada koridor yang telah ditetapkan. Kebaikan berbuah kebaikan,
keburukan berbuah keburukan. Hukum ini pasti. Karena yang punya kehidupan telah
menetapkan. Jadi, jika kehidupan itu permainan, maka kau, aku, kita harus
mengerti peraturan dari permainan ini agar jadi pemenangnya. Cari jalan agar
tak jadi pecundang, tak lari dari permainan. Setiap kita, bisa jadi pemenang.
Yups, kembali lagi tentang berbagi bahagia. Indah... banget, kalo aku bisa buat orang-orang disekelilingku jadi seneng dengan setiap yang aku lakukan. Makanya aku hati-hati banget kalo berteman. Jangan sampai deh temenku sendiri jadi sakit hati dengan sikapku. Hal itu merupakan kedukaan mendalam.
Aku sering bagi-bagi hadiah kecil dengan teman-temanku. Meski hanya sebatang pensil. Dan aku bisa lihat setiap yang menerima tersenyum bahagia. Atau sebuah buku yang tak baru lagi. Rumusnya adalah ikhlas dalam memberi. Maka kebahagian teman kita akan menjadi kebahagian kita juga.
Ya Rabb, aku amat bersyukur dengan segalanya. Setiap senyum,
setiap derai, setiap peluh, setiap luka... aku mensyukurinya sebagai nikmat
dariMu.
Dan hari ini aku mendapatkan kedua rasa itu, perih juga bahagia. Perih karena ada seseorang yang kukenal dengan sepihak terluka. Bahagia karena bisa saling memberi dan membantu. Bersilaturrahim dengan teman lama yang dulunya tak sengaja kenal. Bertemu dengan murid-murid Umi Uul yang sedang asyik menggambar dan hafalan. Dan dari Umi Uul aku mendapatkan sebuah pencerahan, bahwa hidup itu tempat ujian. Semakin kita mengenalNya dan terus berusaha mengenalkanNya pada yang lain, maka semakin ganas para tentara syaitan menusuk kita. Iblis akan mengerahkan pasukannya secara besar-besaran untuk melumpuhkan kita. Mengeluarkan kita dari lingkaranNya. Membuat kita lemah dan akhirnya menyerah.
Maka; Bertahan, Bersabar dan Bersiap siagalah...
Katibung, 20 Rabiul Awal 1434 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar