Aku tahu, hidup selalu menyilaukan duka dan bahagia. aku pun
tahu bahwa hidup punya cerita, punya petanda dan punya pelangi. Maka biarlah
aku berjalan diatas segala yang diberikanNya untukku. Karena tak akan ada beban
tanpa pundak. Allah pasti telah menakdirkanku untuk kuat menjalani, meresapi
rasa dan memaknai petanda. Aku harus selalu yakin dan akan tetap yakin. Dia
tidak akan pernah salah. Memilih dan memilihkan untuk seorang hamba, yang telah
diciptaNya dengan penuh kebijaksanaan dan cinta. Aku yakin dan akan selalu
yakin.
Dan pelangi, mimpi yang selalu kuimpikan. Agngan yang selalu
kuangankan. Akan terus kuupayakan selamanya. Agar sudi bersanding denganku dan
dengannya yang juga mengeja makna. Makna dari kehidupan yang hanya sementara,
fana, dan tak lama.
Maka biarlah aku menangis tersedu, menggigil dalam gerimis,
terluka perih, dan linglung pada segala. Karena hanya Allah yang bisa. Yang mampu
membuatku tetap berdiri dengan separuh bulan sabit dibibir ini. Ya, aku akan
tetap menjadi manusia. Manusia dengan derai dan tawa. Jadi tak ada yang perlu terlalu
dikhawatirkan dari hidup. Karena semua memanglah punya cerita. Punya jalannya
masingmasing. Kakikaki kita telah berpetunjuk untuk melangkah menujuNya. Maka genggamlah
hati dan mintalah penjagaanNya. Agar kau-aku tidak tersesat terlalu jauh.
Tak ada beban tanpa pundak, judul nasyid dari Tiar. Telah membawaku
jauh tenggelam. Tenggelam dalam cerita dan kenangan. Semoga selalu dalam
keberkahan. Jazakumullah Tiar. Dan Jazakillah yang telah tak sengaja
menyimpannya dalam sahabat jari, pandang, dan pikirku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar