Senin, 25 November 2013

Aku Tetap Melingkar


Semuanya bermula tanpa aku pernah mengetahui sebelumnya. Semuanya berawal dari ketidaktahuan. Semuanya berasal dari hati yang merasa. Hanya hati yang membisik tanpa terdengar oleh apapun kecuali pendengaranNya. Bahkan otakku pun tak sempat berfikir untuk memutuskan.

Sejarah aku berada disini hingga saat sekarang ini tak ada yang bisa menerka. Hanya kebaikanNya-lah yang mampu mengirimkan segala kebaikan dan perubahan serta hidayah kepadaku.

Beberapa waktu yang lalu ketika aku mulai mengenal dan mengeja nama mentoring. Setiap detik adalah udara baru yang kuhirup. Udara pengetahuan yang akan menerangkan yang masih gelap dan buram. Setiap pekan berkumpul duduk melingkar tanpa aku pernah bertanya mengapa. Aku ikuti karena hatiku meyakinkan, ini jalanku.

Bersama, sendiri ataupun sunyi tak akan merubah sesuatu yang ada. Sesuatu yang akan memberikan kebaikan kepada diri. Sesuatu yang akan memberatkan timbangan kebaikan. Sesuatu yang akan melelehkan keridhaanNya padaku, padamu dan pada kita. Sesuatu itu adalah niat keikhlasan karenaNya.

Tepatnya pada tahun 2008 silam, aku mulai merapatkan dalam barisan mentoring kampusku. Pembagian kelompok dimulai dan akupun telah mempunyai murobbi baru. Seorang wanita yang penuh dengan kelembutannya membimbing kami untuk terus mengingatNya.

Seiring dengan bergantinya kalender tahun, berganti pula murabbi dalam kelompok mentoringku, termasuk harus berpisah dengan teman-teman satu kelompok. “baru saja kami akan mengakrabkan diri, baru saja kami dapat saling memahami dan hampir dekat. Tiba waktunya untuk berpisah. Sungguh rasa yang kurang mengenakkan” gumamku dalam hati.

Namun, perpisahan ini hanya dalam pembelajaran saja. Di luar sana kita masih bisa berkumpul. Tetapi memang tetap berbeda rasa. Kami tetap meyakini ini memang jalannya, agar kita dapat terus saling membuka diri untuk terus memahami setiap orang yang berbeda yang hadir bersama kita.

Aku tidak akan banyak menceritakan apa yang dilakukan saat mentoring. Namun, aku lebih memilih untuk bercerita tentang diri yang mengikuti mentoring. Kau tahu, apa yang membuatku bertahan dan tetap duduk melingkar disini?

Rasa yang terus akan melekat tanpa bisa dihilangkan. Ini kudapatkan dari terus melingkar setiap pekan. Mungkin orang diluar sana melihat aneh dengan duduk kami yang melingkar dan mengaji lalu membicarakan hal-hal yang mereka terkadang tidak tahu apa. Mereka, yang diluar sana adalah seperti pagar, tak mau mendekat. Itulah yang membuat mereka tak tahu. Entahlah.

Sebagian dari temanku yang belum mengikuti mentoring sering bertanya. Apa sih yang kamu lakukan ketika duduk melingkar? “mengingatNya, mengejaNya, dan terus akan seperti itu” gumamku tanpa menjawabnya, hanya mengajaknya untuk ikut melingkar.
***
Hidayah itu milik Allah bukan? Beberapa teman yang kuajak melingkar pun satu persatu hilang. Ada yang bertahan, ada yang berjalan entah kearah mana. Belum jelas.

“Dan aku tetap melingkar. Karena satu hal. Karena aku belum mampu mengejaNya dengan sempurna. Mengeja setiap perintahNya, mengeja setiap yang dilarangNya, dan mengeja setiap ayat-ayatNya.”

Belum genap aku mencintaiNya dengan menyadari bahwa aku adalah milikNya seutuhnya. Karena itu aku akan tetap melingkar. mengingatNya bersama sahabat yang merelakan waktunya untuk menekuni kepayahan demi keridhaanNya.

Aku tahu, tidak mudah bertahan dan terus dalam lingkaran. Bersyukurlah atas kebaikanNya kepada kita. Bersyukurlah atas karuniaNya memberikan kita teman dalam kepayahan ini.

Hujan atau pelangi yang akan aku rasakan dalam jalan ini, aku akan terus duduk melingkar. Meski hati ini terkadang rapuh, namun akan tetap terjaga ketika kita tetap bersama orang-orang yang terus mengingatNya. Dan itulah yang pernah aku rasakan.

“Dan aku tetap melingkar. Karena satu hal. Karena aku belum mampu mengejaNya dengan sempurna. Mengeja setiap perintahNya, mengeja setiap yang dilarangNya, dan mengeja setiap ayat-ayatNya.”

Semuanya akan menjadi indah pada waktunya. Dan aku meyakini, ini jalanku. 

“ini ceritaku apa ceritamu.”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar