Aku selalu berupaya untuk meletakkan harapan pada Tuhan, Rabb yang amat aku rindu. PadaNya yang aku tahu tak akan pernah mengecewakanku. Karena aku pernah terkecewakan pada harap yang salah kutitipkan. Harap yang kutitipkan pada yang tak pasti. Maka kini aku selalu menitipkan harap itu pada Tuhanku.
Dan saat masa itu tiba, aku begitu cemas. Gelisah
memikirkanmu. Dimana? Kenapa? Tak jua kabar kau persembahkan untuk sekedar
melenyapkan tanya yang terus memburuku. Aku cemas. Cemas karena kau tak
muncul-muncul dalam layar yang selalu kupandangi. Selalu kunanti.
Apa kau baik-baik saja? Tanya ini selalu saja datang tanpa
kumeminta. Sebuah pesan kukirimkan ke udara. Berharap kau akan memberi kabar.
Hingga kini, hanya hening dan masih menunggu. Kamu tahu, aku begitu
menyayangimu. Karena itu aku mengkhawatirkanmu. Kamu tahu, kau adalah salah
seorang yang mampu membangkitkan mimpi, membuatku lebih tersenyum, kau mampu
membahagiakanku meski aku tahu itu tak selamanya. Dan kini kau adalah salah
seorang yang membuatku menangis cemas. Menangis takut ;aku takut. Kehilanganmu
atau kau pergi meninggalkanku. Setelah begitu banyak cerita yang tersembahkan
pada semesta. Setelah begitu besar rasa percaya diantara kita.
Kau membuatku begitu gelisah akhirakhir ini. Kau harus tahu.
Aku sedih memikirkanmu. Pada siapa aku harus bertanya. Karena segala tak tahu
tentang kita. Tentang jalinan saudara yang begitu erat dan cepat. Kita telah
terburu sekali mengikatkan ukhuwah karenaNya. Tapi ini tidak juga terburu.
Karena aku tahu ini rencana, dan DIA tidak akan pernah salah. Aku tahu itu. Dan
aku yakin itu.
Semoga kau baik selalu. Semoga kita tak saling lupa. Semoga
kau selalu dijaga, selalu dilindungi dan dirahmatiNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar