Rabu, 15 Oktober 2014

semoga ...



Tak lagi ada jalinan. Tulisan demi tulisan yang mengirimkan petanda. Tak ada lagi cerita tentang masa. Tentang mimpi dan tentangku; padanya. Kini aku telah bisa, mandiri menjalani segala. Segala yang tertakdir padaku.

Apapun yang terjadi pada diriku, cukuplah semesta menjadi yang tahu tentangku. Cukup! Aku sudah punya Allah. Dan mimpi itu, biarlah terbang bersama mantra-mantra; yang telah kugantungkan padaNya.
Aku akan semakin sakit dan terluka, ketika terus menerus bercerita. Aku akan semakin lelah, ketika aku terus menerus menyapa. Sementara waktu terus mengulur kepastianNya. Mungkin ini yang dinamakan belum waktunya atau bukan takdirNya.

Sebisa mungkin aku menghindari temu dalam nyata. Aku tak mau terus menerus menjadi bayangbayang. Kamu menjadi bayangku dan aku menjadi bayangmu. Ini tidak baik. Untuk semangat menebar kebaikan yang harus aku jalankan dan kamu gaungkan.

Allah tahu yang terbaik. Maka aku serahkan seutuhnya padaNya. Telah ku wakilkan seluruh aku padaNya. Kini aku mulai temukan, tempat paling damai menjalani kehidupan.

Dan untukmu; terimakasih telah menjadi taman. Telah membuatkanku rumah pelangi. Tempat aku mengisi kehidupan. Menuntaskan keresahan. Meyakinkan keraguan. Semoga kau temukan bahagia yang abadi. Bahagia yang tulus. Bahagia yang membahagiakan.

Catatan untukmu yang semoga selalu dalam kebaikanNya.
14 Oktober 2014


Tidak ada komentar:

Posting Komentar