Tak lagi ada jalinan. Tulisan demi tulisan yang mengirimkan
petanda. Tak ada lagi cerita tentang masa. Tentang mimpi dan tentangku;
padanya. Kini aku telah bisa, mandiri menjalani segala. Segala yang tertakdir
padaku.
Apapun yang terjadi pada diriku, cukuplah semesta menjadi
yang tahu tentangku. Cukup! Aku sudah punya Allah. Dan mimpi itu, biarlah
terbang bersama mantra-mantra; yang telah kugantungkan padaNya.
Aku akan semakin sakit dan terluka, ketika terus menerus
bercerita. Aku akan semakin lelah, ketika aku terus menerus menyapa. Sementara
waktu terus mengulur kepastianNya. Mungkin ini yang dinamakan belum waktunya
atau bukan takdirNya.
Sebisa mungkin aku menghindari temu dalam nyata. Aku tak mau terus menerus menjadi bayangbayang. Kamu menjadi bayangku dan aku
menjadi bayangmu. Ini tidak baik. Untuk semangat menebar kebaikan yang harus
aku jalankan dan kamu gaungkan.
Allah tahu yang terbaik. Maka aku serahkan seutuhnya
padaNya. Telah ku wakilkan seluruh aku padaNya. Kini aku mulai temukan, tempat
paling damai menjalani kehidupan.
Dan untukmu; terimakasih telah menjadi taman. Telah
membuatkanku rumah pelangi. Tempat aku mengisi kehidupan. Menuntaskan
keresahan. Meyakinkan keraguan. Semoga kau temukan bahagia yang abadi. Bahagia
yang tulus. Bahagia yang membahagiakan.
Catatan untukmu yang semoga selalu dalam kebaikanNya.
14 Oktober 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar