Episode#perjalanan pelangi temukan warnanya
Aku hanya bisa menghela nafas panjang. Ketika kau tak
kunjung berpihak padaku. Pada rasa atau pada kata yang aku tulis. Semuanya
benar-benar sia-sia. Yang jelas aku belum siap. Dengan pemahaman yang kau
tawarkan. Entah. Apa aku yang terlalu bodoh atau kau yang terlalu memaksa? Ya,
ku akui kau begitu cerdas. Jauh denganku yang serba pas-pasan. Tapi aku taat.
Aku bisa dibentuk menjadi apapun. Dan yang bisa membentukku adalah suami yang
menikahiku dengan rasa yang sama. Dengan niat tulus mau membimbingku. Yang
bersiap dengan sabar menanti pemahamanku datang menyambut pemahamannya yang
super.
Lagi-lagi semuanya menjadi tak karuan. Mungkin memang benar.
Harus bisa dengan rela melepaskan. Kamu bukan siapa-siapa. Hanya seseorang yang
pernah kukenal dan kini pergi berjuang. Ketika kau tawarkan kepadaku,
sebenarnya aku mau asalkan denganmu. Tapi kau urung menegaskannya. Akhirnya
semua berlalu tanpa makna.
Kembalilah sunyi. Menanti gemericik air hujan datang dan mewakili rasa. Diam ini bisa menjadi duka tak berkesudahan. Maka aku harus kembali. Sebelum kau datang dan menebak namaku. Sebelum kau tawarkan sajak, dan sebelum kau bertanya tentang segala.
Aku lelah. Karena begitu banyak harap yang telah kutuang pada alam. Tapi kini semuanya tak terjawabkan. Mungkin ini yang dinamakan daisy. ‘............’
Ya aku amat mencintai daisy, Karena kupikir itu mewakili perjuangan rahasia yang menguras rasa sakit di hati dan air mata. Dan itu perjuangan yang perlu dipertahankan bukan? Karena aku masih percaya dengan janji. Sungguh, hanya karenaNya aku menahan segala rasa, segala lara, dan segala hati yang bicara.
Agustus'13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar