_Shinja
Tsaqib_
Semua dari kita tentu mempunyai rasa takut.
Meski dengan porsi yang berbeda. Dan tentu saja setiap dari kita pun menyikapi
rasa takut dengan bermacam rupa. Yup, Allah memang telah melekatkan rasa takut
pada setiap manusia. Dan rasa takut ini sesungguhnya hanya diperuntukkan kepada
Allah saja.
“Dan
Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikan kabar gembira kepada orang-orang
yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata
“Innaalillahi wa innaa ilaihi raajiuun” (sesungguhnya kami milik Allah dan
kepada-Nyalah kami kembali). ” (Q.S. Al-Baqarah (2): 155-156)
Namun, pada realitanya tidak jarang kita
sering salah menempatkan rasa takut pada selain-Nya. Nah, ini yang harus
diperbaiki agar tidak berlanjut menjadi kegelisahan yang akut. Rasa takut yang
tidak diperuntukkan kepada Allah akan menyebabkan ketidak tenangan hati,
akibatnya hidup menjadi mimpi buruk.
Lalu, bagaimana agar rasa takut yang ada bisa
kita arahkan hanya kepada Allah? Nah, coba deh simak firman Allah ini.
“Dan Kami
tidak membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada Kami ada
suatu catatan yang menuturkan dengan sebenarnya, dan mereka tidak dizalimi
(dirugkan). ” (Q.S. Al-Mukminun (23):62)
So, nggak usah
takut lagi, karena Allah telah mengatakan dalam firmannya bahwa Allah tidak
akan memberikan sesuatu yang kamu tidak mampu mengatasinya. Jadi, Allah telah
mengiringi segala permasalahan kita dengan solusi. Nah, disini Allah akan
menguji kita, seberapa dalam keimanan kita kepadaNya.
“Ataukah
kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu
(cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka
ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang (dengan berbagai cobaan),
sehingga rasul orang-orang yang beriman bersamanya berkata, “kapankah datang
pertolongan Allah?” ingatlah pertolongan Allah itu dekat.” (Q.S.
Al-Baqarah (2): 214)
Nah, gimana, sudah terbuka pikiran kita untuk
tetap tenang menjalani hidup? Tentu, semua itu memang tak mudah. Tapi perlu
diingat selalu, apa yang sebenarnya Allah inginkan atas kita adalah kebaikan.
Allah telah menyiapkan tempat terindah penuh kebahagiaan atas setiap kesabaran
dan rasa sakit menahan segala ujian.
Dunia ini sebentar. Hidup kita juga sebentar.
Apakah kita akan menukar yang sebentar ini dengan kebahagiaan yang abadi???
Tentu tidak jika kamu termasuk orang yang berpikir.
“Tidak ada
suatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah; dan barang
siapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya.
Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Q.S. At-Tagabun (64): 11)
Lantas harus seperti apa sikap kita jika yang
terjadi amatlah menyiksa diri. Hidup seolah menjadi kubangan luka. Tak
berkesudahan. Benar, memang setiap masalah diturunkan beserta solusi. Tetapi,
seolah Allah tiada habis memberi ujian yang menguras kesabaran. Maka Allah pun
berkata dalam suratnya.
“Wahai
orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan
tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah.” (Q.S.
Ali-Imran (3): 200)
Tidak ada kekuatan tanpa kesabaran. Maka
Allah telah menunjukkan harus seperti apa kita. Kesabaran adalah petunjuk dari
tuhan menuju surga. Allah tidak pernah mengatakan bahwa kesabaran ada batasnya.
Seperti yang sering kita dengar. Ketika menghadapi ujian hidup silih berganti,
seolah hidup ini benar benar menyiksa diri. Tetapi Allah mengingatkan kita
tentang hal ini. Kata Allah kita disuruh bersabar dan terus menguatkan
kesabaran, sampai Allah benar benar ridha kepada kita untuk menempati istana
tanpa luka. Dan itu adalah janji Allah kepada manusia yang mau taat serta
sabar.
“Maka
bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta
taatlah; dan infakkanlah harta yang baik untuk dirimu. Dan barang siapa dijaga
dirinya dari kekikiran, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Q.S.
At-Tagabun (64): 16)
Allah mengirimi kita ujian dengan segala
keperihannya adalah bentuk kasih sayang Allah. untuk memantaskan diri kita
menjadi manusia mulia, yang pantas menjadi penghuni surga selamanya. Lalu,
apakah kita masih ragu dengan segala kasih sayang Allah??? Seandainya kita
mengetahui rencana Tuhan untuk kita, tentu kita akan dengan mudah menanamkan
keikhlasan pada setiap hati-hati kita. Karena Allah tidak akan pernah salah.
Tetapi itulah cara Allah mendidik kita.
Dengan merahasiakan hal indah dibalik kesabaran yang tiada batas. Jangan biarkan
penyesalan menjadi pengganggu kehidupan kita di dunia dan diakhirat. Karena
masa lalu tentu tak dapat kita rubah.
“Dan orang
yang sabar karena mengharap keridaan tuhannya, melaksanakan salat dan
menginfakkan sebagian rezeki yang kami berikan kepada mereka, secara sembunyi
atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan, orang itulah yang
mendapatkan tempat kesudahan (yang baik). (yaitu) surge-surga ‘And, mereka
masuk kedalamnya bersama dengan orang saleh dari nenek moyangnya, pasangan-pasangannya
dan anak cucunya, sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua
pintu: (sambil mengucapkan), “selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu.”
Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu. ” (Q.S.
Ar-Ra’d (13): 22-24)
Wallahu alam…