Karena Allah
juga tahu, sekuat apa kita
_Shinja
Tsaqib_
Kesabaran
adalah proses panjang yang menawarkan perih dan sakit tak berkesudahan. Tapi
itu hanya berlaku di dunia. Dan surga adalah tempat terbaik atas kesabaran
panjang yang kau usahakan.
Coba renungi
kalimat indah ini, dari Allah langsung untuk hambaNya yang sabar dan terus
menguatkan kesabarannya. Allah memberikan kabar gembira lewat surat Ar-Ra’d
(13): ayat 22-24.
Dan orang yang sabar karena mengharap keridaan tuhannya,
melaksanakan salat dan menginfakkan sebagian rezeki yang kami berikan kepada
mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan
kebaikan, orang itulah yang mendapatkan tempat kesudahan (yang baik). (yaitu) surg-surga
‘And, mereka masuk kedalamnya bersama dengan orang saleh dari nenek moyangnya,
pasangan-pasangannya dan anak cucunya, sedang para malaikat masuk ke
tempat-tempat mereka dari semua pintu: (sambil mengucapkan),
“selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu.”
Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu.
Mungkin ini alasan mengapa ada
seseorang yang sangat amat tidak memedulikan rasa sakit atas perihnya
kehidupan. Meski kita tahu, itu sangat tidak adil untuknya (dalam pemikiran
kita yang sok tahu). Terus menahan luka dalam penyiksaan batin oleh manusia
lainnya.
Tetapi membaca ini, membuat saya
berpikir ulang untuk mengatakan bahwa orang yang terus bersabar dalam
ketertindasan perasaan adalah orang bodoh. Bahwa tindakan diam atas luka
perasaan maupun fisik (dalam hal tertentu) adalah hal yang tidak masuk diakal.
Sering kali kita menyaksikan
beberapa orang yang mengalami penghinaan, luka batin dan fisik secara berulang
masih bisa terus bersabar. Lalu apa itu sabar? Hanya keperihan yang ditawarkan
oleh kesabaran.
Dan mengapa Allah terus
menyuruh kita bersabar padahal kita masih bisa melawan?
Dan lewat ayat inilah aku harus
berpikir jernih. Dengan bagian hati yang masih menyimpan kejujuran dan
kedamaian. Karena ternyata Allah punya rahasia, punya ujian untuk memilih
seseorang yang pantas mendapatkan kebahagiaan tak bertepi. Dan aku mulai memahami mengapa sebagian orang
tetap memilih untuk terus bertahan dalam kesabaran. Meski sakit, akan dilakukan
demi keridaanNya. Karena Allah juga tahu, semampu apa kita. Sekuat apa kita
untuk menghadapi segala kepedihan hidup.
“Ujian akan terus datang kepada seorang mukmin atau mukminah mengenai
jasadnya, hartanya, dan anaknya sehingga ia menghadap Allah tanpa membawa dosa.
” (HR. Ahmad)
Selamat berjuang!!!
Terinspirasi
dari buku dan film CHSI
Thanks
mb Asma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar