_Shinja
Tsaqib_
Di dalam kehidupan, tentu manusia dihadapkan
dengan berbagai problema. Dan yang sedang menjadi pokok inti pembahasan saya
kali ini adalah mengenai finansial. Ya, uang. Begitulah hidup mengenalkan kita
pada hal yang bukan segalanya namun selalu saja kita membutuhkannya. Dan bukan
benda berbahan kertas atau logam yang akan lebih saya tekankan untuk lebih bisa
kita kenal disini. Saya akan lebih mengenalkan pada zat yang selalu memenuhi
segala apa yang dibutuhkan oleh manusia. Dialah Allah.
“Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu
Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan kami beri mereka rezeki
dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami
ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.”
( Q.S. Al-Isra’ (17): 70)
Allah SWT yang selalu memberikan apa yang
dibutuhkan manusia bahkan tanpa diminta sekalipun. Contohnya adalah udara yang
selalu kita butuhkan untuk dapat terus hidup. Mata untuk kita dapat melihat, hidung,
tangan, kaki dan juga hati. Semua adalah bagian dari diri kita yang tanpa kita
meminta Allah telah memberikan segalanya. Bahkan tak ada biaya sedikitpun yang
Allah minta kepada kita. Allah hanya meminta pemenuhan atas perjanjian di awal
sebelum kita terlahir di dunia. Ya, Allah menciptakan kita semua tak lain agar
kita beribadah kepadaNya. Cukup, hanya itu.
“wahai
manusia! Ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah pencipta selain Allah yang
dapat memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi? Tidak ada tuhan selain
Dia; maka mengapa kamu berpaling (dari ketauhidan)? ” (Q.S. Fatir(35) : 3)
“Aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (Q.S.
Az-Zariyat (51): 56)
Lalu, sekarang yang akan saya tanyakan
adalah; bagaimana kita terlalu takut memikirkan masa depan jika Allah telah
pasti akan memenuhi segala apa yang kita butuhkan?
“Katakanlah;
Sungguh, Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang Dia kehendaki dan
membatasinya (bagi siapa yang Dia kehendaki), tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui.” (Q.S. Saba’(34): 36)
Kita hanya perlu mengasah keberanian kita
lewat pemahaman mendalam akan hakikat keyakinan. Bahwa sesungguhnya Allah hanya
menyuruh manusia untuk beribadah. Tentu, untuk memenuhi segala yang kita
butuhkan ada usaha disana. Tetapi usaha disini adalah sebagai sebab untuk
menjemput akibat yang akan diberikan Allah kepada kita.
“Dan
bukanlah harta atau anak-anakmu yang mendekatkan kamu kepada Kami, melainkan
orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itulah yang
memperoleh balasan yang berlipat ganda atas apa yang telah mereka kerjakan; dan
mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam surga). ” (Q.S. Saba’(34):
37)
“Katakanlah,
sungguh, Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang Dia kehendaki dan
membatasinya bagi siapa yang Dia kehendaki diantara hamba-hamba-Nya.” Dan apa
saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rezeki yang
terbaik. (Saba’(34): 39)
Pada intinya kita hanya disuruh berusaha
dalam rangka beribadah kepadaNya. Dan hati kita tetap meyakini bahwa Allah-lah
yang memberikan itu semua, dan murni karena kasih sayangNya kepada kita.
Katakanlah,”jika
bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta
kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan
rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah
dan RasulNya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah
memberikan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang
fasik.”
(Q.S. At-Taubah(9) : 24)
“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu
hanyalah permainan dan sendagurauan, perhiasan dan saling berbangga diantara
kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang
tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering
dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat nanti
ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaann-Nya. Dan kehidupan
dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu.” (QS.
AL-Hadid (57): 20)
Lalu apa yang membuatmu takut menatap masa
depan tanpa uang? Karena sesungguhnya Allah telah membeli jiwa-jiwa mukmin
dengan surgaNya. Lalu apa yang membuatmu ragu untuk melangkah tanpa uang? Jika
memang Allah telah kau yakini sebagai zat yang Maha Kaya.
“Sesungguhnya
Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan
memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; sehingga
membunuh atau terbunuh, (sebagai) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat,
Injil dan Al-Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah?
Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian
itulah kemenangan yang agung.” (At-Taubah (9):111)
“Wahai
manusia! Kamulah yang memerlukan Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak
memerlukan sesuatu), Maha Terpuji.” (Q.S. Fatir (35): 15)
Lalu dimana kau sekarang? Apakah kau masih
saja menunggu pekerjaan sebagai satu-satunya sebab yang akan menjadikanmu kaya?
Kau lupa kawan, bahwa pekerjaan hanya sedikit sebab, atas akibat pemenuhan apa
yang kita butuhkan.
“Wahai
manusia! Sungguh, janji Allah itu benar, maka janganlah kehidupan dunia
memperdayakan kamu dan janganlah (setan) yang pandai menipu, memperdayakan kamu
tentang Allah. Sungguh, setan itu musuh bagimu, maka perlakukanlah ia sebagai
musuh, karena sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya agar
mereka menjadi penghuni neraka yang
menyala-nyala.” (Q.S. Fatir (35): 5-6)
Lihat dunia diluar sana, masih banyak
orang-orang tanpa pekerjaan yang ‘kau sebut layak’ telah mampu menanggung
kehidupan yang menjadi amanahnya di dunia. Bahkan tak jarang selalu ‘membagi’
sedikit harta kepada yang lebih membutuhkan daripadanya. Meski kita juga tahu,
bahwa dia bukanlah seseorang yang ‘cukup’ dalam pandangan mata kita. Tapi sesungguhNya
Allah-lah yang telah memenuhi seluruh kebutuhan dan kebahagiaannya. Lalu apa
lagi yang membuatmu takut?
“Dan
Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikan kabar gembira kepada orang-orang
yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata
“Innaalillahi wa innaa ilaihi raajiuun” (sesungguhnya kami milik Allah dan
kepada-Nyalah kami kembali). ” (Q.S. Al-Baqarah (2): 155-156)
Ketika kita terus belajar mengenal bahwa
Allah adalah pemilik diri ini seutuhnya, lalu apa lagi yang masih membuat kita
terus gelisah memikirkan bagimana nanti? Allah tidak akan mempertanyakan berapa
banyak harta yang telah kau dapat, tapi
apa yang telah kau lakukan atas harta yang Allah berikan.
“Berlomba-lombalah
kamu untuk mendapatkan ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas
langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan
rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, yang diberikan kepada siapa yang Dia
kehendaki. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (Q.S. Al
hadid (57):21)
“……..kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.” (Q.S.
Al-Imran (3):185)
Stop untuk menjadi sok tahu atas rencana
Tuhan. Kita bukanlah sesiapa yang cukup memahami bagiamana masa depan. Yang Rasul
pesankan kepada kita adalah ‘beramallah’ karena tidak ada balasan atas kebaikan
melainkan kebaikan.
”Harta dan
anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus
menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk
menjadi harapan.( QS. Al-Kahf(18): 46.)
“Sesungguhnya
orang-orang yang selalu membaca kitab Allah (Al-Qur’an) dan melaksanakan salat
dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan
diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak
akan rugi.” (Q.S. Fatir (35):29)
”Agar Dia
(Allah) memberi balasan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan
kebajikan. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga).” (QS. Saba’ (34): 4)
Bukanlah kita telah sama-sama tahu, sejarah
telah membuktikan bahwa memang Allah-lah yang menjamin kehidupan kita didunia.
Bukan karena pekerjaan yang mungkin masih terus kita banggakan. Abu Bakar telah
menyerahkan seluruh harta untuk agama. Dan hanya meninggalkan Allah dan
Rasulnya kepada keluarga dan dirinya. Dan abu bakar tetap bisa beribadah super
istimewa. Lalu bagaimana dengan kita? Kita harus terus mengasah kembali
keyakinan yang akan mempertajam keberanian kita.
“Dan
ketauhilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan
sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar.” (Q.S.
Al-Anfal (8):28)
Wallahualam..
Tentu masih banyak kekurangan dari tulisan
ini. Semoga menambah warna yang akan semakin menerangkan cahaya iman kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar