Kemarin aku memang merasa kehilangan. Tapi kini aku
kehilangannya terlalu jauh. Jauh sekali Dy. Aku tak tahu dimana dan kapan akan
kembali. Sepertinya cukup sekian deh ceritaku. Aku hanya ingin melepaskan. Itu
saja. Tapi mengapa terasa sulit sekali. Membuka genggaman yang terlanjur
kuabadikan. Mungkin aku lelah.
Dan untuk Dy. Terimakasih telah menjadi hatiku yang selalu
menemani, mendengarkan, dan terkadang memberikan sebuah nasehat lewat rasamu.
Aku ingin terus menulismu, hingga benarbenar pelangi itu bercahaya. Terang
sekali. Hingga sekitarku merasa bahagia dan sejahtera Dy. Semoga aku masih bisa
terus bertahan. Bertahan dari segala kelikuan hidup. Aku yakin semua yang
terjadi telah tercatat. Aku hanya menjalani, semampuku akan kulakukan dengan
baik. Aku tak ingin membuat kecewa ataupun terkecewakan. Aku akan bertahan Dy.
Dia pergi. Meninggalkan segalanya. Segala yang masih kuharap
dapat kutemukan lagi. Kosong Dy. Tak kutemukan apapun dari semua yang kulalui.
Hanya kenangan, luka, dan bahagia yang terlewat. Setiap waktu memberiku
kesempatan untuk sekedar membayang, aku bahagia. Tapi kembali kosong. Dan itu
membuatku lelah. Dan itu membuatku selalu merasa sesak.
Jalan itu. Suara itu. Angin yang dulu menghembuskan aromanya
di udara yang sama-sama kita hirup bersama. Hanya bisa kuabadikan dalam bayang.
Berharap semoga aromanya masih tersisa. Semoga tapak yang pernah ia lalui masih
membekas dan dapat kurasa. Untuk sekedar rindu yang sudah terlalu mahal dan
pergi jauh.
Dy... dan ini untukmu. Akan kupersembahkan kelapangan hati
seluas pelangi. Akan kukejar mimpi. Akan kukuras habis mantra sepi. Agar kau
tak sakit lagi. Agar kau berbahagia selamanya. Dan itu pasti Dy. Karena aku
masih meyakini; bahwa setiap mimpi akan menepi. Merupa keindahan yang terlampau
indah. Itu hadiah dari Tuhan atas keikhlasan panjang: penantian, pertemuan dan
kehilangan.
12/5/14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar