Rabu, 07 Mei 2014

Menulis(mu), Mencari(mu)



Benar, ini memang sebuah kesalahan. Tapi bukan untuk disalahkan. Bukan untuk dihukum atau dikucilkan. Tapi untuk lebih disadarkan tanpa ada luka atau terluka. Sudah cukup kerapuhan yang melupakan segala. Menjadi yang lain untuk berlari sejauh mimpi. 

Aku tahu, sungguh sangat tahu. Mungkin ini memang suatu kesalahan. Menulismu dalam dekap ukhuwah yang terus kugenggam. Sampai aku benar-benar lelah. Lelah karena yang kugenggam hanyalah angan. Tapi semua sudah begitu erat. Seolah memang genggaman itu tak mungkin lagi dapat kubuka. Melepaskanmu adalah perjuangan panjang yang harus siap beriring air mata dan kedukaan.

Hanya menulismu. Itu sudah membuatku sedikit lega yang tanpa kusadari hanyalah menanam luka dalam-dalam. Sangat dalam karena tak mungkin lagi dapat kutuntaskan. Kukubur atau kubuang jauh-jauh. Sia-sia, aku tak benar-benar ingin berhenti menulis(mu).

Melupakanmu. Hanyalah agenda mulutku untuk terucap kepada dunia. Agar semua tenang dan tak perlu lagi memikirkan segala gundah yang ada. Atau diksi-diksi yang semakin tak berarah. Karena menulis
(mu) sama halnya menanam bahagia sekaligus luka.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar