Aku tak menginginkan akan sakit seperti ini lagi setiap
waktu memberi kenangan. Jika memang bukan bahagiaku, maka ambilah. Hapuskanlah
yang ada. Biarkanlah aku dengan bahagia yang sesungguhnya. Tanpa harap dan
takut yang tibatiba melaut.
Mengapa bisa sesakit ini. Padahal aku masih siap menanti.
Tapi hati tak sekuat ingin. Kadang ia tegar kadang juga rapuh. Dan tak pernah
akan dapat kuduga. Saat ia benar benar rapuh, semuanya terasa sunyi dengan
derai. Suara sibuk menahan jeritan. Dan di dalam dada ini sesak penuh degub.
Sakit, Tuhan.
Sungguh, aku hanya butuh Engkau. Setiap saat dapat kupinta,
dapat kucerita, apapun semauku. Sungguh aku cuma butuh Engkau Tuhan, bukan yang
lain. Cukupkan aku denganMu. Aku ingin tenang. Sakit ini sengaja kutahan
karenaMu. Aku ingin persembahkan cinta seperti Bilal menahan panas dan beratnya
batu.
Dan rasa sakitku sungguh tak berarti apapun dibanding
sakitnya Rasul melihat paman yang dicintai harus wafat dalam keadaan kafir.
Seperti saat bulan berduka, saat Khadijah tiada dan Hamzah pun wafat. Sungguh,
Rasul ketika itu pun sangat sedih. Dan sakitnya aku sungguh tak berbanding
dengan itu semua. Aku manusia yang hanya ingin mencintai dan dicintai.
Maka izinkanlah hati memandang jauh dalam. Bahwa ini adalah
kasih sayangMu. Bahwa ini adalah bagian dari penjagaanMu. Bahwa ini adalah
daftar dari warna pelangi yang sedang kususun. Maka izinkanlah Tuhan, bahagia
itu memilihku.
Kuatkanlah hati ini menunggu bahagia. Dalam derai tawa. Yang
akan terus berganti. Meski selalu akan bertemu luka, maka aku terus meminta
Engkau selalu dapat menemaniku. Menjagaku agar tak lupa. Bahwa aku adalah
milikMu. Maka sewajarnyalah Engkau atur aku Tuhan. Silahkan, bentuk aku dalam
kebaikanMu.
Aku ingin membuatMu bahagia melihatku. Sebagai hamba yang sangat
amat mencintaiMu sebagai satusatunya. Meski sakit aku tetap ingin bersamaMu. Karena
yang aku butuhkan hanya Engkau.
Aku sudah punya Allah. Tak perlu mengkhawatirkanku. Karena
aku selalu yakin Dia tidak akan pernah meninggalkanku. Maka aku terus
menengadah dan berdoa, beri aku ingatan bahwa aku adalah hambaMu seutuhnya.
Jaga selalu aku, ingatanku, imanku. Agar terus dapat kupersembahkan cinta dari
kedalaman nurani yang terus ingin bersamaMu.
'Sangat amat mencintaiMu. Aku Cuma butuh Engkau, bukan yang
lain.'
Tidak ada komentar:
Posting Komentar