Minggu, 10 November 2013

Kesederhanaan Cinta




Maafkan aku, karena telah merasa bahagia mengenalmu. Karena diamdiam telah menumbuhkan cinta yang sederhana. Sesederhana senyumku yang terus mengembang pada semesta. Menyukuri setiap anugerah yang dititipkanNya padaku. Seperti perasaan dihati ini kepadamu. Hanya namamu yang mampu aku ingat. Karena waktu tak pernah memberi kesempatan untuk temukan. Dan aku tak pernah berharap bahwa kita akan ditemukan dalam dunia seutuhnya. Sebelum restu dariNya mengizinkan. Sungguh, aku hanya ingin mencintai dengan sesungguhnya kepada pemilik tulang rusuk pilihanNya. Yang tak akan keliru ataupun salah. Maafkan aku. Karena telah merasa bahagia mengenalmu. Aku tak perlu mengingatmu, karena namamu dapat hinggap kapan saja di kepalaku.

Kembali aku meminta maaf. Tapi bukan kepada pemilik nama itu. Lebih kepada pencipta mahluk sepertimu. Maafkan aku Tuhan karena telah terus merasa kesepian setelah dirinya menghilang dalam maya. Setelah dirinya memutuskan untuk meninggalkan dunia yang membuat kami mengenal apa itu kebahagiaan, cinta dan penantian. Maafkan aku Tuhan. Tapi aku tetap mendoakan orang-orang  yang pernah membuatku bahagia. Termasuk dirinya.

Aku mengenalmu bukan tanpa rencana. Tuhan pasti telah merencanakan dan menakdirkan pertukaran nama lewat tulisan. Menukar kepercayaan dengan senyuman yang terus mengembang. Dan aku percaya, kau akan bahagia dipenghujung jalan ini. Jalan yang kita berinama perjuangan. Kita akan berjuang dijalan ini. Dengan pengorbanan panjang tanpa keluh. Karena kita telah meyakinkan pada hati kita, semua akan baik-baik saja. Dan kita akan bahagia. Bersama ataupun tidak. Dan senyum ini akan terus mengembang. Tanpa harus meringsut karena duka. Karena kita telah tertakdir untuk bahagia.
***
Saat matahari mulai mendongakkan panasnya. Kau hadir menambah keceriaan. Dengan jalan yang tak kau temui ujungnya, dan aku menyuruhmu untuk menunggu diam sampai aku datang. Dan di ujung jalan itu, aku melihat sekelebat pelangi dari kajauhan dan kuberi tanda bahwa ini aku, yang menunggumu.
Ternyata kau memang cerdas, persis seperti dugaanku. Kau langsung menyadari bahwa itu aku, lalu kau ikuti aku menyusuri jalan yang masih asing bagimu. Tapi kau aman, tak akan sesat karena aku menunjukimu jalan menuju tempat kesepakatan. Ya, sebuah madrasah sederhana tempatku membagi ilmu, membagi dunia dengan anak-anak sekaligus pelangi kecilku di tempat ini. Dan kau manambah warna baru dikehidupan kami, dunia kami dan semesta.

Ketika semua mata memandangmu dan telah siap mendengarmu, senyum ketulusan begitu saja menyenandungkan keakraban. Para pelangi kecilku telah lama merindukan ini. Orang baru yang dapat memberikan pencerahan dan keindahan. Bibir-bibir kecil mereka pun berceloteh membalas tanya dan bicaramu. Sungguh kebahagian terindah bagiku dapat membuatmu hadir ditempat ini, dihatihati mereka; para perindu cahaya.

Terimakasih atas segala. Atas mimpi yang dibangunkan lagi. Atas keyakinan yang semakin pasti. Semoga segala cita kelak terbit dengan gagahnya. Dan kita akan tetap mengeja bahagia dan menguatkan hati untuk luka. Semoga citaku-citamu dapat bertahta dan bernilah disisiNya.

_selamat jalan… semoga selamat sampai surga
;wahai penebar benih kebermanfaatan-penegas kebenaran_





Tidak ada komentar:

Posting Komentar