Maafkan aku, karena telah merasa bahagia
mengenalmu. Karena diamdiam telah menumbuhkan cinta yang sederhana. Sesederhana
senyumku yang terus mengembang pada semesta. Menyukuri setiap anugerah yang
dititipkanNya
padaku. Seperti perasaan dihati ini kepadamu. Hanya namamu yang mampu aku
ingat. Karena waktu tak pernah memberi kesempatan untuk temukan. Dan aku tak
pernah berharap bahwa kita akan ditemukan dalam dunia seutuhnya. Sebelum restu
dariNya mengizinkan. Sungguh, aku hanya ingin mencintai dengan sesungguhnya
kepada pemilik tulang rusuk pilihanNya. Yang tak akan keliru ataupun salah.
Maafkan aku. Karena telah merasa bahagia mengenalmu. Aku tak perlu mengingatmu,
karena namamu dapat hinggap kapan saja di kepalaku.
Kembali aku meminta maaf. Tapi bukan kepada
pemilik nama itu. Lebih kepada pencipta mahluk sepertimu. Maafkan aku Tuhan karena telah terus
merasa kesepian setelah dirinya menghilang dalam maya. Setelah dirinya
memutuskan untuk meninggalkan dunia yang membuat kami mengenal apa itu
kebahagiaan, cinta dan penantian. Maafkan aku Tuhan. Tapi aku tetap mendoakan orang-orang yang pernah membuatku bahagia. Termasuk
dirinya.
Aku mengenalmu bukan tanpa rencana. Tuhan
pasti telah merencanakan dan menakdirkan pertukaran nama lewat tulisan. Menukar
kepercayaan dengan senyuman yang terus mengembang. Dan aku percaya, kau akan
bahagia dipenghujung jalan ini. Jalan yang kita berinama perjuangan. Kita akan
berjuang dijalan ini. Dengan pengorbanan panjang tanpa keluh. Karena kita telah
meyakinkan pada hati kita, semua akan baik-baik saja. Dan kita akan bahagia.
Bersama ataupun tidak. Dan senyum ini akan terus mengembang. Tanpa harus meringsut karena
duka. Karena kita telah tertakdir untuk bahagia.
***
Saat matahari mulai
mendongakkan panasnya. Kau hadir menambah keceriaan. Dengan jalan yang tak kau
temui ujungnya, dan aku menyuruhmu untuk menunggu diam sampai aku datang. Dan
di ujung jalan itu, aku melihat sekelebat pelangi dari kajauhan dan kuberi
tanda bahwa ini aku, yang menunggumu.
Ternyata kau memang
cerdas, persis seperti dugaanku. Kau langsung menyadari bahwa itu aku, lalu kau
ikuti aku menyusuri jalan yang masih asing bagimu. Tapi kau aman, tak akan
sesat karena aku menunjukimu jalan menuju tempat kesepakatan. Ya, sebuah
madrasah sederhana tempatku membagi ilmu, membagi dunia dengan anak-anak
sekaligus pelangi kecilku di tempat ini. Dan kau manambah warna baru
dikehidupan kami, dunia kami dan semesta.
Ketika semua mata
memandangmu dan telah siap mendengarmu, senyum ketulusan begitu saja
menyenandungkan keakraban. Para pelangi kecilku telah lama merindukan ini.
Orang baru yang dapat memberikan pencerahan dan keindahan. Bibir-bibir kecil
mereka pun berceloteh membalas tanya dan bicaramu. Sungguh kebahagian terindah
bagiku dapat membuatmu hadir ditempat ini, dihatihati mereka; para perindu
cahaya.
Terimakasih atas
segala. Atas mimpi yang dibangunkan lagi. Atas keyakinan yang semakin pasti.
Semoga segala cita kelak terbit dengan gagahnya. Dan kita akan tetap mengeja
bahagia dan menguatkan hati untuk luka. Semoga citaku-citamu dapat bertahta dan
bernilah disisiNya.
_selamat jalan… semoga
selamat sampai surga
;wahai penebar benih kebermanfaatan-penegas
kebenaran_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar