(juara
2 pada syaembara cerita pasca Milad FLP ke-11 oleh Pjs.Ketua FLP Wilayah Lampung
Lilih Muflihah S.IP., MIP. Dapat uang Rp.50.000,- untuk membeli buku ^^)
Milad ke-11, Beda!!!
(Baru kutemukan cinta
itu)
Pra-Milad
Sebelumnya,
aku berharap FLP mampu membuat kenyamann dalam hidupku. Tak ada kata susah atau
pedih, merasa sendiri dan payah. Saat agenda milad FLP ke-11 direncanakan, aku
tidak dapat hadir disetiap rapat perencanaan gebyar FLP. Tibanya aku pada rapat
selanjutnya, konsep acara telah disepakati. Aku ikuti saja apa yang sudah
menjadi keputusan rapat meski ada beberapa hal yang sebenarnya belum pas dihati.
Beberapa
hari bahkan pekan telah berlalu, tetapi aku belum mencium aroma riuh panitia
mempersiapkan segala rencana yang telah disepakati. Akhirnya sampai pada rapat
pembahasan gebyar. Wuih... belum ada
gerak pasti. Surat-surat belum dibuat, proposal belum juga. Beberapa panitia
yang telah menyanggupi pada tugasnya masing-masing sebagian menghilang. Dalam
beberapa waktu.
Sekitar Tiga Pekan
Sebelum Milad
Waktu
pelaksanaan milad semakin mendekat, akhirnya beberapa panitia yang masih
tersisa segera menentukan bagian kerja masing-masing. Susunan panitia tak lebih
hanya sebagai formalitas, karena pada akhirnya pekerjaan apapun yang bisa
dikerjakan dilakukan tanpa memandang pekerjaan itu seharusnya dikerjakan oleh
siapa.
Undangan,
konsep acara seperti hadiah pemenang lomba, persyaratan lomba, peserta lomba juga
terus mengalami perubahan. Melelahkan sebenarnya, mengiktui otak masing-masing
kepala. Karena pasti tak akan sama.
Undangan
fix setelah tiga kali perombakan, begitu juga dengan pamflet dan proposal. Siap
dibagikan. Dengan kemampuan yang masih ada disetiap personil, tekad kesuksesan
milad tetap dibarakan. Undangan pun selesai dibagikan begitu pula dengan
proposal.
Rapat Fixaxi Kegiatan
Kembali
kepada rapat pemantapan persiapan dan penghitungan peserta lomba. Pemateri
telah fix Mas Ali Muakhir untuk mengisi pelatihan menulis cerita anak. Peserta masih
dua orang padahal waktu satu pekan lagi. “Wuih...
harus mengayuh lebih keras lagi mencari peserta” Pengiriman naskah pun terus diundur hingga
dua hari sebelum pengumuman.
“ada cerita; panitia mengejar naskah, menjemput naskah, mendatangi pengirim
naskah dari lokasi satu ke lokasi lainnya. Serta pengalamanku; menunggu naskah
dari peserta salah satu penyiar radio; melelahkan dan mengesalkan. Sudah dijemput,
masih disuruh menunggu naskah diprint, printernya rusak. Jadi harus ngeprint di
luar. Uuh.. menunggu lagi. Sementara
juri (Bang Arman AZ) sudah menunggu naskah sejak satu jam lalu..
‘awas kalo menang bagi dua nih hadiahnya..’
(ngarep, tapi ternyata nggak menang). Namun, tak apa, yang penting dia sudah
bayar ^_^.”
Aksi (Ajang Bukti
Setia)
Satu
hari lagi. Oleh-oleh untuk Mas Ali belum dibeli, kertas sertifikat belum dibeli
juga, barang bazar juga belum diambil. Pagi-pagi harus ke kampus ada rapat
dadakan pukul 07.00 WIB. Dari kampus langsung ke Balai Buku pilih barang bazar
dengan Mbak Lilih. “telepon Ferdinan untuk ambil barang bazar, ‘aku tak bisa
bawa, berat bo, aku kan wanita feminim nggak bisa bawa
kardus yangg di taro di depan jok motor. Hehe..
Mbak
Lilih kudu cepat pergi, mau kondangan tempat dosennya. Sebelum
Mbak Lilih pergi, sempat beli kertas untuk sertifkat di toko Sejati. Kemudian,
aku melanjutkan agenda pergi ke Industri Keripik. Beli keripik 2kg (rasa
cokelat, keju, jagung manis dan balado) ditambah kemplang satu bungkus.
Ternyata
banyak juga, harus dibungkus pake
kardus. Duh.. terpaksa bawa kardus yang di taro di depan deh.. Nggak
ada cara lain, nggak enak nyuruh Ferdinan lagi untuk ambil. Nggak berat tetapi cukup besar (aku
belum fasih membawa kardus di depan pangkuan sambil mengendarai sebuah sepeda
motor milik ayahku ^_^). Bismilah.. mudah-mudahan nggak jatoh..
Kamu
tahu nggak apa yang aku pikirin ketika membawa kardus dipangkuan
sambil mengendari motor? Susah gerak tau,
aku kan wanita feminim yang pake androk panjang, kalo kakinya turun pas mau berhenti kayak mau jatoh (karena kakinya
kesangkut androk, kan androknya kejepit kardus, hehe)
jadi, harus siap-siap dari jarak 3 meter sebelum berhenti untuk meregangkan
kaki biar nyampe aspal.
Keripik
kudu dibawa ke tempat Lego. Melewati
kampus Unila, (nggak cantik banget tau
wanita feminim bawa-bawa
kardus sambil bawa motor sendirian). Untung
saja mukaku nggak banyak dikenal
disana (kan bukan kampusku, hehe) jadi cuwek bebek saja meski
ada orang yang melihat poseku.
Sampai juga di
tempat Lego, istirahat sejenak. Lanjutkan aktivitas pribadi bo. (maaf nggak sempet bantuin teman-teman beres-beres Aula
ICMI). Aktivitasku ampe malem, hehe. Nyampe tempat Lego ba’da Isya. (sebelum tempat Lego disuruh
mampir dulu tempat temanku, katanya
ada sesuatu; temanku baru pulang dari kampungnya, bawa mangga. Nyampe sana
disuruh makan pake udang yang
besar-besar, Alhamdulillah makan gratis, enak lagi ^_^)
Lego
telpon tanya stempel FLP, aku tak bawa!!! Mau
pulang ke kosan jauh, nanggung.
Akhirnya nggak jadi pulang, langsung
minep tempat Lego. (rencananya mau
bantuin dia cetak sertifikat).
Malam Jelang Milad
Beberapa
perlengkapan belum dibeli, jadi malam-malam aku dan Lego pergi ke toko Surya beli
air minum botol, sedotan, tempat buah, roti, dan tas buat Mas Ali, ditambah beli buah juga. (jadi dari toko Surya ke Toserba depan Unila, tapi seneng bisa jalan-jalan malam (kan jarang jalan-jalan malam di komplek Unila, hehe).
Nyampe
dikosan, ngobrol dulu (biasa cewe). Sambil membungkus parcel untuk Bapak sekertaris
yang mau buka acara kita besok. Selesai
bungkus parcel, bungkus snack dan
pilih-pilih buku untuk hadiah pemenang. (Lego, ngapain ya, perasaan aku semua yang ngerjain, . hehe. Oh Lego lagi benerin sertifikat, tapi nggak bener-bener ^_^)
Pindah Ruang
Pindah kamar.
Kamar Lego nggak memuaskan, hehe. Pindah ke kamar Verda buat cetak sertifikat dan bungkus buku buat hadiah. (kelupaan beli
bungkusnya, akhirnya inisiatif cetak
logo FLP di kertas HVS buat bungkus). Lego belum kelar juga tuh taro ttd Pak sekertaris ke sertifikat, haduh..
Bungkusin
hadiah 21 bungkus sendirian, pegel
juga. Nggak kerasa sudah pukul 03.00 WIB (Lego ketiduran, sertifikat belum selesai, hah). Aku juga ngantuk,
tidur dulu akhirnya; bungkus
hadiah belum selesai.
Milad FLP
Kesiangan,
pukul 05.30 WIB, sertifikat belum selesai, bungkus hadiah juga, hah ribet.
(Lego sibuk, aku terusin bungkus buku
dikit lagi) dan Verda, semalam tidur duluan, bangun tetep sama kesiangan, haha.
Mbak
Yazmin udah dateng, (sibuk pinjem jilbab dan kita riweh cetak-cetak. Akhirnya setelah mandi berangkat ke Aula pukul
07.00 WIB kayaknya. Aku lupa. Sebagian barang-barang sudah diangkutin oleh Thera dan Silvana).
Sampai
di aula, wuih.. Banner terpampang guede. (diinget-inget baru kali
ini FLP buat banner segede itu, hehe.. gara-gara Mas Yon).
Kekurangan Kursi
(peserta banyak)
Peserta
satu persatu datang memenuhi gedung yang terletak di lantai 2, peserta dan
pendamping terus bertambah banyak dan kursi di gedung sudah habis terduduki
oleh peserta yang datang terlebih dulu.
Jadi, pada berdiri deh.. kasihan
sebenarnya, tapi apa daya (maaf ya
Ibu-ibu dan Bapak-bapak pendamping yang nggak kebagian tempat duduk).
Acara
dimulai, tetep riweh, sertifikat
masih salah, akhirnya Mas Yon ambil alih (Mas Yon sibuk cetak sertifikat, Lego
sibuk siapin launching, Jarwo dan Mbak
Desma sibuk desain tempat lomba baca puisi dan Mbak Lilih, wuih.. Ibu kita satu ini
luar biasa, (habis-habisan naik-turun
tangga untuk nurunin berat badannya, eh.. nggak
gitu, turun-naek tangga angkut wierles,
berat tau, tapi sekalian juga turunin
berat badan ya Mbak, haha.. bercanda. Luar biasa melihat
perjuangan Mbak Lilih; semoga lelah dan letihmu terbayar dengan pelangi, meski
pelangi datang setelah hujan).
Sudahlah
pokoknya acara berjalan sukses, Pak
sekretaris (Drs. Effendi Rachman, M.Pd) datang dan Mas Ali juga. Semuanya senang
dengan acara kita, (berhasil-berhasil).
Ada
cerita; pas mau penyerahan piagam penghargaan untuk Pak sekretaris. Piagamnya kan belum jadi. So, yang diserahin piagam
tak bernama.. haha..(maaf ya Bapak Effendi, lain kali tak diulangi
^_^).
Acara
pembukaan selesai, juri lomba baca puisi baru selesai mandi! (heleh-heleh, ada-ada saja, nggak
lagi deh seperti ini. Singkat kisah
semuanya selesai dan ditutup dengan doa dan foto-foto.
(Evaluasi,
buanyak banget dan ribet ah.. males
ceritainnya).
Harapanku kedepan untuk
sahabat baikku (FLP)
Aku
adalah bagianmu yang datang pada tahun 2009 silam. Tepatnya di bulan Mei. Kau
tahu, kukira dirimu sudah bahagia sejak sembilan tahun lalu. Mungkin iya pada awal kelahiranmu. Tapi tidak dibeberapa tahun ini. Maaf, Aku
pun belum mampu membuatmu lega.
Aku
adalah bagianmu yang tak bisa meninggalkan atau pun melupakanmu. Jujur aku
sebenarnya sudah berencana meninggalkanmu beberapa hari sebelum Miladmu yang
ke-11 tiba (hanya beberapa hari), tetapi tidak bisa jika keadaanmu belum
baik.
Tetapi
saat ini bagianmu yang lain sudah tumbuh dengan apik. Sepertinya lebih baik dibandingkan pertumbuhanku. Kau senang?
Aku
adalah bagianmu yang selalu mengharap kau baik-baik saja. Meski tempatmu tidak
cukup jelas di mata Dinas. Kau tetap sahabatku. Kami akan selalu menjadi
tempatmu kapanpun dan dimanapun. Identitasmu menjadi identitas kami.
Berbahagialah karena cinta kami.
Aku
mecintaimu meski aku
tidak suka menulis terus menerus seperti yang dilakukan bagianmu yang lain.
Aku
menghormatimu dengan terus belajar mengeja puisi meski aku tak mengerti. Aku
rela di katakan puisiku jelek, karena memang itu adanya. Tetapi aku belum ingin
terlepas menjadi bagianmu. Kau telah menyatu dalam sunyiku. Ruang yang hanya
dapat ditempati oleh rasa terdalam dan tersuci.
Kau
tahu? Aku baru menemukan cintamu setelah lelah menggelayutiku saat perayaan
miladmu yang ke-11 ini. Namun aku enggan
melepaskannya. Aku baru tahu itulah cinta. Aku tak mengerti mengapa aku begitu
ingin melihatmu baik-baik saja. Tanpa luka ataupun hina.
Aku
senang karena saat ini bagianmu banyak yang telah memiliki karya untuk kau
sanding sebagai pakaianmu. Banyak pakaian baru yang dihasilkan mereka. Tentu
kau senang bukan? (kau tahu? Banyak yang menyukaimu di duniaku, dan aku percaya
mereka akan menjagamu baik-baik).
“Kelak, saat daun waktu
terus berganti. Kau pun akan terus bercahaya. Memuai tanpa harus mengecil kembali.
Terus menjadi pelangi tanpa hujan terlebih dulu datang”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar