Senin, 25 November 2013

Aku dan FLP




(juara 2 pada syaembara cerita pasca Milad FLP ke-11 oleh Pjs.Ketua FLP Wilayah Lampung Lilih Muflihah S.IP., MIP. Dapat uang Rp.50.000,- untuk membeli buku ^^)


Milad ke-11, Beda!!!
(Baru kutemukan cinta itu)
Pra-Milad
Sebelumnya, aku berharap FLP mampu membuat kenyamann dalam hidupku. Tak ada kata susah atau pedih, merasa sendiri dan payah. Saat agenda milad FLP ke-11 direncanakan, aku tidak dapat hadir disetiap rapat perencanaan gebyar FLP. Tibanya aku pada rapat selanjutnya, konsep acara telah disepakati. Aku ikuti saja apa yang sudah menjadi keputusan rapat meski ada beberapa hal yang sebenarnya belum pas dihati. 

Beberapa hari bahkan pekan telah berlalu, tetapi aku belum mencium aroma riuh panitia mempersiapkan segala rencana yang telah disepakati. Akhirnya sampai pada rapat pembahasan gebyar. Wuih... belum ada gerak pasti. Surat-surat belum dibuat, proposal belum juga. Beberapa panitia yang telah menyanggupi pada tugasnya masing-masing sebagian menghilang. Dalam beberapa waktu.
 

Sekitar Tiga Pekan Sebelum Milad
Waktu pelaksanaan milad semakin mendekat, akhirnya beberapa panitia yang masih tersisa segera menentukan bagian kerja masing-masing. Susunan panitia tak lebih hanya sebagai formalitas, karena pada akhirnya pekerjaan apapun yang bisa dikerjakan dilakukan tanpa memandang pekerjaan itu seharusnya dikerjakan oleh siapa.

Undangan, konsep acara seperti hadiah pemenang lomba, persyaratan lomba, peserta lomba juga terus mengalami perubahan. Melelahkan sebenarnya, mengiktui otak masing-masing kepala. Karena pasti tak akan sama.

Undangan fix setelah tiga kali perombakan, begitu juga dengan pamflet dan proposal. Siap dibagikan. Dengan kemampuan yang masih ada disetiap personil, tekad kesuksesan milad tetap dibarakan. Undangan pun selesai dibagikan begitu pula dengan proposal.
   
Rapat Fixaxi Kegiatan
Kembali kepada rapat pemantapan persiapan dan penghitungan peserta lomba. Pemateri telah fix Mas Ali Muakhir untuk mengisi pelatihan menulis cerita anak. Peserta masih dua orang padahal waktu satu pekan lagi. “Wuih... harus mengayuh lebih keras lagi mencari peserta”  Pengiriman naskah pun terus diundur hingga dua hari sebelum pengumuman.

ada cerita; panitia mengejar  naskah, menjemput naskah, mendatangi pengirim naskah dari lokasi satu ke lokasi lainnya. Serta pengalamanku; menunggu naskah dari peserta salah satu penyiar radio; melelahkan dan mengesalkan. Sudah dijemput, masih disuruh menunggu naskah diprint, printernya rusak. Jadi harus ngeprint di luar. Uuh.. menunggu lagi. Sementara juri (Bang Arman AZ) sudah menunggu naskah sejak satu jam lalu.. 

awas kalo menang bagi dua nih hadiahnya..’ (ngarep, tapi ternyata nggak menang). Namun, tak apa, yang penting dia sudah bayar ^_^.”

Aksi (Ajang Bukti Setia)
Satu hari lagi. Oleh-oleh untuk Mas Ali belum dibeli, kertas sertifikat belum dibeli juga, barang bazar juga belum diambil. Pagi-pagi harus ke kampus ada rapat dadakan pukul 07.00 WIB. Dari kampus langsung ke Balai Buku pilih barang bazar dengan Mbak Lilih. “telepon Ferdinan untuk ambil barang bazar, ‘aku tak bisa bawa, berat bo, aku kan wanita feminim nggak bisa bawa kardus yangg di taro di depan jok motor. Hehe..

Mbak Lilih kudu cepat pergi, mau kondangan tempat dosennya. Sebelum Mbak Lilih pergi, sempat beli kertas untuk sertifkat di toko Sejati. Kemudian, aku melanjutkan agenda pergi ke Industri Keripik. Beli keripik 2kg (rasa cokelat, keju, jagung manis dan balado) ditambah kemplang satu bungkus.
 Ternyata banyak juga, harus dibungkus pake kardus. Duh.. terpaksa bawa kardus yang di taro di depan deh.. Nggak ada cara lain, nggak enak nyuruh Ferdinan lagi untuk ambil. Nggak berat tetapi cukup besar (aku belum fasih membawa kardus di depan pangkuan sambil mengendarai sebuah sepeda motor milik ayahku ^_^). Bismilah.. mudah-mudahan nggak jatoh..

Kamu tahu nggak apa yang aku pikirin ketika membawa kardus dipangkuan sambil mengendari motor? Susah gerak tau, aku kan wanita feminim yang pake androk panjang, kalo kakinya turun pas mau berhenti kayak mau jatoh (karena kakinya kesangkut androk, kan androknya kejepit kardus, hehe) jadi, harus siap-siap dari jarak 3 meter sebelum berhenti untuk meregangkan kaki biar nyampe aspal.

Keripik kudu dibawa ke tempat Lego. Melewati kampus Unila, (nggak cantik banget tau  wanita feminim bawa-bawa kardus sambil bawa motor sendirian). Untung saja mukaku nggak banyak dikenal disana (kan bukan kampusku, hehe) jadi cuwek bebek saja meski ada orang yang melihat poseku.

Sampai juga di tempat Lego, istirahat sejenak. Lanjutkan aktivitas pribadi bo. (maaf nggak sempet bantuin teman-teman beres-beres Aula ICMI). Aktivitasku ampe malem, hehe. Nyampe tempat Lego ba’da Isya. (sebelum tempat Lego disuruh mampir dulu tempat temanku, katanya ada sesuatu; temanku baru pulang dari kampungnya, bawa mangga. Nyampe sana disuruh makan pake udang yang besar-besar, Alhamdulillah makan gratis, enak lagi ^_^)

Lego telpon tanya stempel FLP, aku tak bawa!!! Mau pulang ke kosan jauh, nanggung. Akhirnya nggak jadi pulang, langsung minep tempat Lego. (rencananya mau bantuin dia cetak sertifikat).

Malam Jelang Milad
Beberapa perlengkapan belum dibeli, jadi malam-malam aku dan Lego pergi ke toko Surya   beli air minum botol, sedotan, tempat buah, roti, dan tas buat Mas Ali, ditambah beli buah juga. (jadi dari toko Surya ke Toserba depan Unila, tapi seneng bisa jalan-jalan malam (kan jarang jalan-jalan malam di komplek Unila, hehe).

Nyampe dikosan, ngobrol dulu (biasa cewe). Sambil membungkus parcel untuk Bapak sekertaris yang mau buka acara kita besok. Selesai bungkus parcel, bungkus snack dan  pilih-pilih buku untuk hadiah pemenang. (Lego, ngapain ya, perasaan aku semua yang ngerjain, . hehe. Oh Lego lagi benerin sertifikat, tapi nggak bener-bener ^_^)

Pindah Ruang
Pindah kamar. Kamar Lego nggak memuaskan, hehe. Pindah ke kamar Verda buat cetak sertifikat dan bungkus buku buat hadiah. (kelupaan beli bungkusnya, akhirnya inisiatif cetak logo FLP di kertas HVS buat bungkus). Lego belum kelar juga tuh taro ttd  Pak sekertaris ke sertifikat, haduh..
Bungkusin hadiah 21 bungkus sendirian, pegel juga. Nggak kerasa sudah pukul 03.00 WIB (Lego ketiduran, sertifikat belum selesai, hah). Aku juga ngantuk, tidur dulu akhirnya;  bungkus hadiah belum selesai.

Milad FLP
Kesiangan, pukul 05.30 WIB, sertifikat belum selesai, bungkus hadiah juga, hah ribet. (Lego sibuk, aku terusin bungkus buku dikit lagi) dan Verda, semalam tidur duluan, bangun tetep sama kesiangan, haha.
Mbak Yazmin udah dateng, (sibuk pinjem jilbab dan kita riweh cetak-cetak. Akhirnya setelah mandi berangkat ke Aula pukul 07.00  WIB kayaknya. Aku lupa. Sebagian barang-barang sudah diangkutin oleh Thera dan Silvana).

Sampai di aula, wuih.. Banner terpampang guede. (diinget-inget baru kali ini FLP buat banner segede itu, hehe.. gara-gara Mas Yon).

Kekurangan Kursi (peserta banyak)
Peserta satu persatu datang memenuhi gedung yang terletak di lantai 2, peserta dan pendamping terus bertambah banyak dan kursi di gedung sudah habis terduduki oleh peserta yang datang terlebih dulu. Jadi, pada berdiri deh.. kasihan sebenarnya, tapi apa daya (maaf ya Ibu-ibu dan Bapak-bapak  pendamping yang nggak kebagian tempat duduk).

Acara dimulai, tetep riweh, sertifikat masih salah, akhirnya Mas Yon ambil alih (Mas Yon sibuk cetak sertifikat, Lego sibuk siapin launching, Jarwo dan Mbak Desma sibuk desain tempat lomba baca puisi dan Mbak Lilih, wuih..  Ibu kita satu ini luar biasa, (habis-habisan naik-turun tangga untuk nurunin berat badannya, eh.. nggak gitu, turun-naek tangga angkut wierles, berat tau, tapi sekalian juga turunin berat badan ya Mbak, haha.. bercanda. Luar biasa melihat perjuangan Mbak Lilih; semoga lelah dan letihmu terbayar dengan pelangi, meski pelangi datang setelah hujan).

Sudahlah pokoknya acara berjalan sukses, Pak sekretaris (Drs. Effendi Rachman, M.Pd) datang dan Mas Ali juga. Semuanya senang dengan acara kita, (berhasil-berhasil).  

Ada cerita; pas mau penyerahan piagam penghargaan untuk Pak sekretaris. Piagamnya kan belum jadi. So, yang diserahin piagam tak bernama.. haha..(maaf ya Bapak Effendi, lain kali tak diulangi ^_^).
Acara pembukaan selesai, juri lomba baca puisi baru selesai mandi! (heleh-heleh, ada-ada saja, nggak lagi deh seperti ini. Singkat kisah semuanya selesai dan ditutup dengan doa dan foto-foto.
(Evaluasi, buanyak banget dan ribet ah.. males ceritainnya). 



Harapanku kedepan untuk sahabat baikku (FLP)

 Aku adalah bagianmu yang datang pada tahun 2009 silam. Tepatnya di bulan Mei. Kau tahu, kukira dirimu sudah bahagia sejak sembilan tahun lalu. Mungkin iya pada awal kelahiranmu. Tapi tidak dibeberapa tahun ini. Maaf, Aku pun belum mampu membuatmu lega.

Aku adalah bagianmu yang tak bisa meninggalkan atau pun melupakanmu. Jujur aku sebenarnya sudah berencana meninggalkanmu beberapa hari sebelum Miladmu yang ke-11 tiba (hanya beberapa hari), tetapi tidak bisa jika keadaanmu belum baik. 

Tetapi saat ini bagianmu yang lain sudah tumbuh dengan apik. Sepertinya lebih baik dibandingkan pertumbuhanku. Kau senang?

Aku adalah bagianmu yang selalu mengharap kau baik-baik saja. Meski tempatmu tidak cukup jelas di mata Dinas. Kau tetap sahabatku. Kami akan selalu menjadi tempatmu kapanpun dan dimanapun. Identitasmu menjadi identitas kami. Berbahagialah karena cinta kami.

Aku mecintaimu meski aku tidak suka menulis terus menerus seperti yang dilakukan bagianmu yang lain.
Aku menghormatimu dengan terus belajar mengeja puisi meski aku tak mengerti. Aku rela di katakan puisiku jelek, karena memang itu adanya. Tetapi aku belum ingin terlepas menjadi bagianmu. Kau telah menyatu dalam sunyiku. Ruang yang hanya dapat ditempati oleh rasa terdalam dan tersuci.

Kau tahu? Aku baru menemukan cintamu setelah lelah menggelayutiku saat perayaan miladmu yang ke-11 ini.  Namun aku enggan melepaskannya. Aku baru tahu itulah cinta. Aku tak mengerti mengapa aku begitu ingin melihatmu baik-baik saja. Tanpa luka ataupun hina.

Aku senang karena saat ini bagianmu banyak yang telah memiliki karya untuk kau sanding sebagai pakaianmu. Banyak pakaian baru yang dihasilkan mereka. Tentu kau senang bukan? (kau tahu? Banyak yang menyukaimu di duniaku, dan aku percaya mereka akan menjagamu baik-baik).

“Kelak, saat daun waktu terus berganti. Kau pun akan terus bercahaya. Memuai tanpa harus mengecil kembali. Terus menjadi pelangi tanpa hujan terlebih dulu datang”




Tidak ada komentar:

Posting Komentar