Sabtu, 23 November 2013

Antara keinginan dan kenyataan



Mungkin keinginanku terlampau nyeleneh. Bagi sebagian orang. Tapi yang namanya keinginan adalah sesuatu yang dapat membuat senang, tentram, nyaman dan bahagia tentunya. Dan kebahagiaan yang menyempurna adalah manakala sekeliling pun dapat dengan sempurna bahagia atas bahagia kita. Dan itu hampir tidak ada dalam dunia nyata. Hanya ada dalam cerita cerita yang terus aku dongengkan. 

Aku tahu, aku bukanlah pemegang takdir. Maka aku pun sangat tahu, semua hal yang kuinginkan tentu tak dapat terpenuhi dengan menyempurna. Aku tidak bisa memaksakan keadaan menjadi baik seutuhnya. Menjadi seperti yang aku inginkan. Dan itulah keinginan yang mendilemaku saat ini. Maka aku memutuskan untuk menimang asa dalam waktu yang masih tersisa. Dalam pencarian yang terus tentang hakikat cipta. Tentang inginku dan inginNya. Sudahkah sejalan atau ada dipersimpangan.

Dahulu, aku sangat takut kehilangan yang telah terekam. Kenangan yang melaut dalam merah darahku. Sangat takut dilupakan oleh semua hal indah dan terbaik, takut dengan keterasingan dan perbedaan. Aku takut berpisah terlalu lama dengan kalian para manusia yang telah mengenal dan kukenal. Tapi inginku ini belum tentu dapat menjadi kesenanganmu. Maka kini aku menjadi takut. Takut tiba tiba ingin membuatku pergi jauh. Jauh darimu yang telah lama kukenang. Karena kau, kalian telah membuat jarak yang semakin menakutiku.

Kumohon, tetaplah menjadi kenangan terbaik dan terindah. Jangan lagi membuatku semakin takut dan akhirnya aku menjauh. Ikhlaskanlah aku menemui ingin. Ingin yang seharusnya tak membuat jarak dan keterasingan. Ingin yang seharusnya tak membuatmu merasa aku telah berbeda. Aku ingin semua menyadari bahwa aku masih seperti apa yang pernah terlewat. Meski aku telah memilih, yang belum atau tidak kau pilih.

Saat ini aku hanya bisa menghela nafas panjang setiap kali ada diantaramu yang tidak atau kurang menyukai inginku. Memang tak harus semua setuju denganku. Aku hanya bisa menahan sakit setiap pandanganku tiba tiba menangkap sosok ingin yang melintas. Aku hanya bisa bergumam dalam hati setiap pandangan yang tibatiba amat dekat dengan sosok lain yang menyerupa ingin. Dan aku akan menangis panjang setiap jeda aku merasa sepi. Sepi karena belum mampu menemui ingin dengan kesukaanku. Dengan keikhlasanmu. Dengan dukunganmu. Dengan biasamu yang selalu menyenangkanku.

Dan aku bisa gila menahan ini sendiri. Aku tidak tahu bagaimana nanti. Apakah masih bisa tetap bertahan didekatmu. Atau pergi menjauh dari segala. Menyepi bersama ingin, dan hal lain yang tak membuatku sepi. Semoga selalu ada doa kebaikan diantara kita.

“tanpaku atau tanpamu. Sepertinya dunia akan tetap berjalan sebagaimana mestinya. Begitu juga dengan barisan kita. Tak kan kocarkacir seperti angan kita” ^_^ La Tahzan, innallaha ma ana. Allah itu baik dan akan selalu baik.

Katibung, November 2013










Tidak ada komentar:

Posting Komentar