Mungkin keinginanku terlampau nyeleneh. Bagi sebagian orang.
Tapi yang namanya keinginan adalah sesuatu yang dapat membuat senang, tentram,
nyaman dan bahagia tentunya. Dan kebahagiaan yang menyempurna adalah manakala
sekeliling pun dapat dengan sempurna bahagia atas bahagia kita. Dan itu hampir
tidak ada dalam dunia nyata. Hanya ada dalam cerita cerita yang terus aku
dongengkan.
Aku tahu, aku bukanlah pemegang takdir. Maka aku pun sangat
tahu, semua hal yang kuinginkan tentu tak dapat terpenuhi dengan menyempurna.
Aku tidak bisa memaksakan keadaan menjadi baik seutuhnya. Menjadi seperti yang
aku inginkan. Dan itulah keinginan yang mendilemaku saat ini. Maka aku
memutuskan untuk menimang asa dalam waktu yang masih tersisa. Dalam pencarian
yang terus tentang hakikat cipta. Tentang inginku dan inginNya. Sudahkah
sejalan atau ada dipersimpangan.
Dahulu, aku sangat takut kehilangan yang telah terekam.
Kenangan yang melaut dalam merah darahku. Sangat takut dilupakan oleh semua hal
indah dan terbaik, takut dengan keterasingan dan perbedaan. Aku takut berpisah
terlalu lama dengan kalian para manusia yang telah mengenal dan kukenal. Tapi
inginku ini belum tentu dapat menjadi kesenanganmu. Maka kini aku menjadi
takut. Takut tiba tiba ingin membuatku pergi jauh. Jauh darimu yang telah lama
kukenang. Karena kau, kalian telah membuat jarak yang semakin menakutiku.
Kumohon, tetaplah menjadi kenangan terbaik dan terindah.
Jangan lagi membuatku semakin takut dan akhirnya aku menjauh. Ikhlaskanlah aku
menemui ingin. Ingin yang seharusnya tak membuat jarak dan keterasingan. Ingin
yang seharusnya tak membuatmu merasa aku telah berbeda. Aku ingin semua
menyadari bahwa aku masih seperti apa yang pernah terlewat. Meski aku telah
memilih, yang belum atau tidak kau pilih.
Saat ini aku hanya bisa menghela nafas panjang setiap kali
ada diantaramu yang tidak atau kurang menyukai inginku. Memang tak harus semua
setuju denganku. Aku hanya bisa menahan sakit setiap pandanganku tiba tiba
menangkap sosok ingin yang melintas. Aku hanya bisa bergumam dalam hati setiap
pandangan yang tibatiba amat dekat dengan sosok lain yang menyerupa ingin. Dan
aku akan menangis panjang setiap jeda aku merasa sepi. Sepi karena belum mampu
menemui ingin dengan kesukaanku. Dengan keikhlasanmu. Dengan dukunganmu. Dengan
biasamu yang selalu menyenangkanku.
Dan aku bisa gila menahan ini sendiri. Aku tidak tahu
bagaimana nanti. Apakah masih bisa tetap bertahan didekatmu. Atau pergi menjauh
dari segala. Menyepi bersama ingin, dan hal lain yang tak membuatku sepi. Semoga
selalu ada doa kebaikan diantara kita.
“tanpaku atau tanpamu. Sepertinya dunia akan tetap berjalan
sebagaimana mestinya. Begitu juga dengan barisan kita. Tak kan kocarkacir
seperti angan kita” ^_^ La Tahzan, innallaha ma ana. Allah itu baik dan akan
selalu baik.
Katibung, November 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar