Aku tahu, menunggumu adalah luka. Bersamamu sama halnya
menebar payah tak berkesudahan. Tapi aku pun tahu, bahagiaku bukan ditempat
ini, bukan di dunia ini. Aku juga tahu, kau selalu setia menemaniku memanen
luka. Menyimpannya dan mengikhlaskan segala yang terlerai, terjalur di pipi
terperi di hati.
Maka aku memilihmu dengan segala kepunyaanNya yang tertitip
padaku. Pada janji, hati dan cinta yang tersembahkan karenaNya. Kita akan tetap
saling mendoa, menengadahkan tangan bersama. Menggenggamkan tangan; tanganmu
tanganku. Agar kita tak akan pernah bertanya tentang bahagia disini. Karena
kita samasama tahu, bahagia kita ada disana. Ditempat terindah yang ada dalam
janjiNya; tempat untuk yang saling mencintai karenaNya.
Telah kucukupkan bahagia ini denganmu. Saling membasuh peluh,
mengelus luka, mencecap pedih, menimba asa. Bahagiaku adalah kamu. Maka
tetaplah dalam cinta yang melautkan luka, menghanyutkan sesak, mengukir jejak.
Kakikaki kita akan tetap melangkah dalam tanah yang selalu menasbihkan jeritan
doa. Mengaminkan harap dan asa yang selalu terberai dalam sabar dan penantian
syukur panjang hari-hari kita.
Bersamamu aku yakin mampu menjemput luka. Memolesnya agar
indah di hatihati kita. Di hati para penunggu teladan, pengomen laku dan
pendengar kata. Aku mencintaimu karena nikmat terbesar; bahwa Allah adalah Rabb
kita.
2 november 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar