Jumat, 08 November 2013

Menjemput Luka




Aku tahu, menunggumu adalah luka. Bersamamu sama halnya menebar payah tak berkesudahan. Tapi aku pun tahu, bahagiaku bukan ditempat ini, bukan di dunia ini. Aku juga tahu, kau selalu setia menemaniku memanen luka. Menyimpannya dan mengikhlaskan segala yang terlerai, terjalur di pipi terperi di hati.

Maka aku memilihmu dengan segala kepunyaanNya yang tertitip padaku. Pada janji, hati dan cinta yang tersembahkan karenaNya. Kita akan tetap saling mendoa, menengadahkan tangan bersama. Menggenggamkan tangan; tanganmu tanganku. Agar kita tak akan pernah bertanya tentang bahagia disini. Karena kita samasama tahu, bahagia kita ada disana. Ditempat terindah yang ada dalam janjiNya; tempat untuk yang saling mencintai karenaNya.

Telah kucukupkan bahagia ini denganmu. Saling membasuh peluh, mengelus luka, mencecap pedih, menimba asa. Bahagiaku adalah kamu. Maka tetaplah dalam cinta yang melautkan luka, menghanyutkan sesak, mengukir jejak. Kakikaki kita akan tetap melangkah dalam tanah yang selalu menasbihkan jeritan doa. Mengaminkan harap dan asa yang selalu terberai dalam sabar dan penantian syukur panjang hari-hari kita.

Bersamamu aku yakin mampu menjemput luka. Memolesnya agar indah di hatihati kita. Di hati para penunggu teladan, pengomen laku dan pendengar kata. Aku mencintaimu karena nikmat terbesar; bahwa Allah adalah Rabb kita.

2 november 2013


Tidak ada komentar:

Posting Komentar