Mencintai kalian adalah sebuah hadiah yang terindah. Tapi sungguh,
mencintai kalian sama halnya menyiapkan tangis dan kekecewaan.
“aku tahu, bersamamu pasti luka. Tapi aku juga tahu,
bersamamu aku banyak belajar. Belajar; untuk lebih sabar, lebih ikhlas, dan
lebih kuat. Terimakasih telah beriku luka dan kekuatan”
Aku telah menyiapkan ini. Menyiapkan hati untuk kecewa dan terluka. Kupersembahkan segalanya untuk yang mencipta semua. Ya, inilah yang harus dilewati. Sering kuucapkan bahwa hidup ini pilihan. Memilih tetap dalam jalanNya meski luka atau keluar dari rel kebenaran dengan segala binar dunia.
Allah benar-benar mengirimiku hadiah termahal. Menghadapkanku pada tingkahmu yang sungguh memenuhi hati dan pikirku. Tapi lagi-lagi aku telah menyiapkannya. Karena ini mungkin rintangan awal menghadapimu untuk berubah. Semoga kau lekas sadar dan mengindahkan pelangiku.
Semoga kau jadi salah satu warna yang akan mengisi pelangi
harapan yang hampir usai. Wahai masa depanku… bantulah aku penuhi harap bangsa
dan agama tersempurna. Jadilah generasi rabbani seperti Ali bin Abi Thalib dan Fatimah
binti Muhammad.
Wahai pelita yang selalu kuupayakan bercahaya… jagalah
dirimu dan harga dirimu baikbaik. Sungguh aku mencintaimu karena Rabbku dan
imanku. Maka jadilah yang selalu menebar manfaat dan teladan. Selalu menghangatkan
dengan sinaran akhlak teristimewa.
“menjadi baik itu pilihan. Maka memilih menjadi yang terbaik
adalah pilihan yang baik”
Aku tahu, sungguh sangat tahu. Tak bisa segalanya menjadi baik seperti inginku. Tapi kumohon.. jadilah baik sebagai bentuk penghargaanmu kepada dirimu. Diri yang menjadi satuan utuh jiwamu, yang selama ini selalu setia menemanimu kemanapun dan apapun. Kumohon.. muliakanlah dirimu wahai masa depanku…
_aku sangat menyayangimu karenaNya.. jika bukan karenaNya, aku telah lama meninggalkanmu. Pergi jauh membuang luka_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar